Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran tentu berdampak pada kualitas peserta didik atau yang akrab disebut siswa. Guru yang mampu menarik simpati muridnya selalu memiliki sikap-sikap luar biasa dan mengagumkan. Sebaliknya, sikap guru yang menjengkelkan hati anak didiknya akan menghambat proses belajar mengajar di kelas. Lalu, apa kriteria sikap guru yang tidak disukai atau dibenci para siswa? Sebelumnya baca : Pemerintah Siap Terbitkan Perpres Terkait Pencegahan Kekekrasan pada Anak di Sekolah
Informasi lainnya : Himbauan Kepala BKN kepada Honorer Terkait Penerimaan CPNS Tahun 2016
Berikut Beberapa Sikap Guru yang Dibenci dan Tidak Disukai Siswa / Murid
- Penampilan kurang rapi. Penampilan luar bisa menjadi kesan pertama bagi seseorang. Tak menutup kemungkinan bagi siswa ke gurunya. Jadi, sebelum masuk kelas sangat dianjurkan bagi guru memeriksa kondisi fisik, baju, dandanan dan lainnya. Barangkali kurang rapi. Dengan catatan, tidak terlalu berlebihan juga.
- Pilih kasih. Sebisa mungkin guru tahu semua nama siswanya tanpa kecuali, sehingga para siswa atau murid tidak beranggapan kalau guru hanya mengetahui nama siswa tertentu saja (missal hanya yang pintar atau tenar saja). Guru juga mesti membagi ‘pelayanan’ secara rata, tidak melulu berdiam di salah satu bangku dan meladeni pertanyaan murid yang itu-itu saja. Atau, hanya menunjuk seseorang saja.
- Memberi PR tanpa mengoreksinya. Jika memberi PR, tentu kita mesti bersiap memberikan evaluasi atas hasil PR tersebut. Jika tidak, bukan tidak mungkin murid akan semakin malas dan menganggap enteng semua tugas yang guru berikan.
Informasi lainnya : Himbauan Kepala BKN kepada Honorer Terkait Penerimaan CPNS Tahun 2016
- Berkata kasar. Ucapan kasar yang terangkum dalam ingatan tentu akan menumbuhkan trauma yang mendalam, sehingga sebisa mungkin kita mampu menata amarah dengan tidak meloloskan kata-kata kasar secuil pun.
- Menghukum dengan semena-mena. Misalnya ketika ada kelompok murid tidak menyetorkan hasil pekerjaannya, lalu guru langsung menghukum tanpa mendengar alasan mereka. Bisa jadi karena hasil kelompok tersebut dibawa oleh teman yang kebetulan tidak sekolah. Namun demikian, kita tak juga harus langsung percaya, melainkan melakukan semacam ‘interogasi’ untuk meng-cek kejujuran mereka.
- Susah dimintai tolong. Ketika murid ada kesulitan dan guru sulit dihubungi, tentu akan menimbulkan prasangka kurang baik bagi murid. Misalnya kita sulit berkomunikasi secara tidak langsung (sms yang tidak dibalas, telpon yang tidak diangkat atau komunikasi dalam jejaring sosial yang tidak direspon), bisa juga secara langsung, seperti susah ditemui, ‘sok’ sibuk, dst. Sebisa mungkin, kita luangkan masa untuk melayani kesulitan mereka.
![]() |
Ilustrasi Sikap Guru yang Dibenci Siswa |